Horta Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Gempa Turki-Suriah

Hatutan.com, (08 Pebruari 2023), Díli-Presiden Timor-Leste, José Ramos-Horta, menyampaikan belasungkawa atas gempa yang mengguncang Turki dan Suriah.

Gempa bumi di Suriah dan Turki. Foto/TribunNews

“Gempa bumi di Turki dan Suriah mengakibatkan banyak korban jiwa, puluhan bangunan rata dengan tanah dan meluluhlantakkan sebagian kota di Suriah dan Turki,” kata Ramos-Horta kepada wartawan di Istana Negara, Rabu (8/2/2023).

“Belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan korban di  Suriah dan Turki dan salidaritas rakyat Timor Leste bersama keluarga korban dan pemerintah  Suriah dan Turki,”  ujar Ramos-Horta, peraih hadiah Nobel Perdamaian 1996.

Sebelumnya pemerintah Timor Leste juga menyampaikan solidaritas kepada keluarga dan korban gemba Suriah dan Truki.

Diberitakan sebelumnya, korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah terus bertambah. Kini total korban tewas menjadi sekitar 7.800 orang.

Korban tewas diperkirakan akan meningkat. Selain itu, gempa susulan juga diprediksi dapat berlanjut selama berhari-hari atau berminggu-minggu.

Dilansir AFP, Rabu (8/2/2023), sejumlah orang di jalanan mencoba membakar puing-puing bangunan. Puing-puing yang terbakar digunakan untuk menghangatkan badan di tengah cuaca dingin.

Ribuan bangunan roboh, rumah sakit dan sekolah hancur dan puluhan ribu orang terluka atau kehilangan tempat tinggal di beberapa kota Turki dan Suriah akibat gempa berkekuatan 7,8 – yang paling mematikan di Turki sejak 1999 – dan yang kedua satu jam kemudian.

Cuaca musim dingin yang ekstrem juga menghambat upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan. Kondisi ini membuat keadaan korban gempa semakin menyedihkan. Beberapa daerah bahkan sudah kehabisan bahan bakar dan warganya hidup tanpa listrik.

Pejabat bantuan menyuarakan keprihatinan khusus tentang situasi di Suriah, yang telah dilanda krisis kemanusiaan setelah hampir 12 tahun perang saudara.

Presiden Turki, Erdogan menyatakan 10 provinsi Turki yang terkena dampak sebagai zona bencana dan memberlakukan keadaan darurat di wilayah tersebut selama 3 bulan.

Reporter: Vito Salvadór