Indonesia

Umat Katolik NTT Wajib Punya Paspor Jika Ingin Mengikuti Kunjungan Paus di Timor Leste

Published

on

Hatutan.com, (04 April 2024), Atambua – Atase Imigrasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dili, Andhika Pandu Kurniawan, meminta kepada peziarah yang akan berkunjung ke Timor Leste untuk mengikuti kegiatan keagamaan wajib memiliki dokumen perjalanan (paspor).

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pelintas Jelang Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste, Kepala SNI Koordinasi dengan Bea Cukai PLBN Mota Ain

Pertemuan Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta dan Paus Fransiskus di Vatikan, 22 Januari 2024. Foto/Vito Salvadór

“Saya juga berharap Pemerintah Timor Leste dapat mengaktifkan kembali Pas Lintas Batas,” tutur Andhika Pandu Kurniawan kepada awak media seperti yang dilaporkan kontributor Hatutan.com dari kota Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (04/04/2024).

Menurut Andhika Pandu Kurniawan, untuk mendukung kelancaran kunjungan Paus Fransiskus di Timor Leste, saat ini pihak Imigrasi Indonesia sedang melakukan rapat internal untuk menerbitkan satu dokumen perjalanan yang dapat terintegrasi back to back antar-Imigrasi Indonesia dan Imigrasi Timor Leste.

Advertisement

Dokumen tersebut dikhususkan bagi para peziarah yang akan mengikuti kegiatan kunjungan Paus Fransiskus di Timor Leste.

Ketua Badan Intelijen Nasional Timor Leste atau SNI (Serviço Nacional Inteligência) , Longunhos Monteiro mengatakan, pihaknya akan memperjuangkan pengaktifan Pas Lintas Batas bersama pimpinan di Dili, Timor Leste. 

Selain itu mereka akan melaksanakan rapat koordinasi lanjutan untuk membahas lebih rinci terkait persiapan kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste.

Menurut Longuinhos Monteiro, dengan kondisi pintu perbatasan lain yang kurang memadai, PLBN Motaain telah ditetapkan menjadi satu-satunya pintu perbatasan darat menuju ke Timor Leste saat kunjungan Paus Fransiskus.

“Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste dengan prakiraan peziarah dari NTT yang akan hadir berkisar 25.000 – 30.000 peziarah, berkenaan dengan hal tersebut perlu disiasati strategi dari kedua negara untuk mencegah terjadinya penumpukan pelintas,” ungkap Longuinhos Monteiro.

Advertisement

Menurutnya, untuk mengatasi penumpukan peziarah pemerintah Timor Leste akan membentuk Task Force gabungan kedua negara. Hal ini mensiasati agar pemeriksaan dokumen para peziarah hanya akan terjadi satu kali dan tempatnya di PLBN Motaain.

“Kami akan mensiasati pemeriksaan dokumen para peziarah agar dilakukan cukup sekali di Indonesia dan tidak diulangi lagi di Pos Batugade, Timor Leste, agar mencegah terjadinya penumpukan pelintas,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa saat ini tempat penginapan di Timor Leste telah penuh, karena dipesan oleh Delegasi Vatikan dan negara tetangga lainnya.

Selain itu, pada September Timor Leste sedang berada dalam kondisi cuaca yang panas. Diharapkan para umat yang hendak mengikuti kegiatan keagamaan di Timor Leste tidak membawa balita.

“Kami mengimbau kepada pihak Keuskupan NTT agar sampaikan kepada para umat untuk tidak membawa balita,” ungkap Longuinhos Monteiro. ***

Advertisement

Husik Hela Komentariu

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version