Hatutan.com, (20 Juli 2022), Jakarta-Presiden Republik Demokratik Timor Leste, José Ramos-Horta, Kamis (20/07/2022), melakukan rangkaian kunjungan persabatan dengan pengurus besar Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.
Baca Juga : Dr. José Ramos Horta: “Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Berhak dan Layak Mendapatkan Nobel Perdamaian 2022”

Presiden Ramos-Horta, melakukan rangkaian kunjungan persabatan dengan pengurus besar Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah di Jakarta, Rabu (20/07/2022). Foto/Media GPR
Kunjungan Ramos-Horta tersebut untuk mepererat hubungan persahabatan dengan dua organisasi Islam itu dalam rangka menyuarakan perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan.
“Sejak dahulu saya melihat NU dan Muhammadiyah berperan aktif menyuarakan perdamaian dan dua organisasi ini sangat layak mendapatkan nobel perdamaian,” kata Ramos-Horta kepada wartawan usai melakukan kunjungan persahabatan di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta.
Dalam sebuah wawancara dengan Hatutan.com di Dili pada 24 Desember 2021, Ramos-Horta, memastikan bahwa dirinya sebagai peraih hadiah nobel perdamaian 1996 akan mencalonkan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai kandidat peraih nobel perdamaian.
Hal ini ia lakukan karena dua organisasi tersebut berperan penting dalam menyuarakan perdamaian.
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf mengapresiasi atas rencana pencalonan tersebut karena hal itu merupakan suatu kehormatan sekaligus momen yang luar biasa bagi NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.
“Seperti yang kita tahu sebelumnya bahwa Presiden Ramos Horta telah mencalonkan NU untuk nobel perdamaian pada tahun lalu dan dia ingin mencalonkannya lagi. Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami semua,” ujar K.H. Yahya Cholil Staquf.

Presiden Ramos-Horta, melakukan rangkaian kunjungan persabatan dengan pengurus besar Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah di Jakarta, Rabu (20/07/2022). Foto/Media GPR
Menurutnya, kunjungan presiden Timor Leste, José Ramos-Horta ke NU adalah sebuah kehormatan bagi bangsa Indonesia, terutama NU sebab NU segabai salah satu organisasi Islam terbesar di dunia mendapat perhatian khusus oleh Peraih Hadiah Nobel Perdamaian yang terus berupaya terciptanya perdamian di seluruh dunia.
“Kami meyakini bahwa kunjungan ini lebih memperkuat hubugan persahabatan untuk kegiatan kemanusiaan dan perdamaian dunia,” ungkap KH Yahya Cholil Staquf.
Ramos Horta juga mencalonkan PBNU untuk bergabung ke dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) serta menjadi calon peraih Zayed Award for Human Fraternity.
Zayed Award for Human Fraternity merupakan suatu penghargaan global independen yang mengakui individu ataupun organisasi berkontribusi besar bagi kemajuan manusia dan kehidupan yang damai.
Ramos-Horta beserta rombongan tiba di Gedung PBNU, pukul 09.05 WIB disambut langsung oleh Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf. Selanjutnya, mereka masuk ke dalam Gedung PBNU untuk melakukan pertemuan tertutup.
Dalam pertemuan itu membahas beberapa hal, seperti rencana kerja sama Timor Leste dengan PBNU untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan. Di samping itu, PBNU juga mengundang Timor-Leste untuk menghadiri pertemuan Religion of Twenty (G20) di Bali pada tanggal 2 dan 3 November 2022.
Sementara itu, Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, walapun proses pengumuman peraih hadiah nobel perdamiaan membtuhkan waktu, tetapi sangat mengapresiasi usulan Ramos-Horta sebagai salah seorang tokoh dunia mengusulkan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat peraih hadiah nobel perdamaian.
“Dalam pertemuan ini kami juga membicarakan hubungan harmonis antar Timor-Leste dan Indonesia sebagai negara tetangga dan saudara,” kata Haedar Nashir.
Reporter : Vito Salvador