Hatutan.com, (09 Agustus 2023), Jakarta—Ketua Dewan Perwakilan Rakyat-Republik Indonesia (DPR-RI) juga sebagai Presiden Perserikatan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) Inter Parliamentary Assembly (AIPA) 2023, Puan Maharani, Selasa (08/08/2023), pukul 11.00 WIB di Jaskarta, melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Nasional Timor Leste, Maria Fernanda Lay.
Baca Juga : Terkait Timor Leste Tidak Bergabung ke ASEAN, Ini Pernyataan Lengkap Ramos-Horta
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat-Republik Indonesia (DPR-RI) juga sebagai Presiden Perserikatan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) Inter Parliamentary Assembly (AIPA) 2023, Puan Maharani bersalaman dengan Ketua Parlemen Nasinoal Timor Leste, Maria Fernanda Lay. Foto/Supply
Pertemuan yang berlangsung di sela-sela Sidang Umum ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Fairmont Hotel, Jakarta itu, salah satunya membahas tentang keanggotaan Timor Leste di ASEAN.
Puan Maharani dalam keterangan tertulisnya berharap, Timor Leste dapat memenuhi kriteria yang diamanatkan dalam Roadmap Keanggotaan Penuh menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada September 2023 mendatang.
“Indonesia selalu mendorong negara-negara ASEAN untuk mendukung keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN,” ungkap Puan Maharani.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) ke-19 itu menekankan, pihaknya juga memberi dorongan untuk mitra-mitra eksternal bagi Timor Leste.
“Saya menanti kerja sama yang lebih intensif antara Indonesia dan Republik Timor Leste pascakeanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN,” jelas Puan Maharani dalam siaran pers yang diterima kontributor Hatutan.com di Jakarta, Rabu (09/08/2023).
Puan juga menyinggung mengenai peningkatan kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang, seperti perekonomian, perdagangan, dan investasi.
Dia juga menekankan pentingnya Indonesia dan Timor Leste merealisasikan Bilateral Investment Treaty (Perjanjian Bilateral di Bidang Investasi). Hal ini akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mendorong lebih banyak lagi investasi Indonesia ke Timor Leste.
Dilansir dari Kompas.com, untuk diketahui, total perdagangan bilateral Indonesia dengan Timor Leste mencapai 302 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada 2022. Nilai ini tumbuh lebih dari 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, total investasi Indonesia di Timor Leste mencapai 818 juta dollar AS yang meliputi sektor telekomunikasi, minyak dan gas (migas), dan perbankan.
Terkait kerja sama antarparlemen, DPR-RI memandang peran diplomasi parlemen sangat penting, baik secara bilateral, regional, maupun pada tingkat global.
Puan menilai, Diplomasi Parlemen perlu dilakukan untuk memperkuat diplomasi antarpemerintah.Untuk itu, Puan mendorong dibukanya peluang-peluang kerja sama dengan Parlemen Nasional Timor Leste.
Kerja sama itu dilaksanakan melalui program saling kunjung antarpimpinan dan anggota parlemen untuk berbagi pengalaman dalam menjalankan fungsi serta program pertukaran pegawai antarsekretariat parlemen Indonesia dan Timor Leste.
“Kami menaruh harapan, Indonesia dan Timor Leste akan bekerja sama secara lebih erat dalam berbagai forum antar-parlemen seperti Inter-Parliamentary Union (IPU), AIPA, dan juga Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF),” ungkap Puan Maharani.
Puan berharap, parlemen kedua negara dapat mendorong pemerintah masing-masing untuk segera menyelesaikan negosiasi tersebut.
Penyelesaian Batas Negara
Mantan Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu mengatakan, Indonesia dan Timor Leste memiliki kurang lebih 268,8 kilomter (km) batas darat yang perlu diatur konektivitasnya.
Dia berharap, penyelesaian masalah batas negara itu dapat meningkatkan kerja sama ekonomi perbatasan yang saling menguntungkan kedua negara.
“Saya berharap, kita dapat merealisasikan kerja sama di kawasan perbatasan melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Perbatasan,” kata Puan Maharani.
Pada kesemaptan itu, Puan Maharani mengucapkan selamat atas terselenggaranya pemilihan umum (pemilu) Timor Leste pada 21 Mei 2023 dengan terpilihnya Xanana Gusmão sebagai Perdana Menteri dan Maria Fernanda Lay sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua Parlemen Nasinoal Timor Leste untuk periode 2023-2028.
“Sebuah kehormatan bagi saya dapat bertemu dengan Anda Yang Mulia, dalam pertemuan bilateral antara DPR RI dan Parlemen Nasional Republik Timor Leste di sela-sela Sidang Umum AIPA ke 44 ini,” ujar Puan Maharani saat bertemu Ketua umum Parlemen Timor Leste, Maria Fernanda Lay.
Sejalan dengan pernyataan Puan, Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI Charles Honoris kepada wartawan mengungkapkan bahwa Delegasi Timor Leste meminta dukungan DPR-RI mengenai keanggotaan mereka di ASEAN.
Saat ini, Timor Leste sudah menjadi anggota ke-11 ASEAN, tetapi keanggotaan itu belum penuh sehingga tidak bisa memberikan suara dalam sidang-sidang umum yang diselenggarakan oleh forum di ASEAN.
Di Sidang Umum AIPA kali ini, Timor Leste menjadi negara observer (pengamat) karena belum resmi masuk sebagai anggota AIPA.
“Timor Leste meminta dukungan ke Indonesia soal keanggotaannya di ASEAN. Jadi harapannya, September nanti di pertemuan KTT ASEAN bisa ditetapkan menjadi anggota penuh sehingga parlemennya juga bisa masuk ke AIPA,” katanya.
Delegasi Parlemen Nasinoal Timor Leste yang menhgadiri pertemuan AIPA ke 44 di Jakarta, selain Ketua Parlemen Nasional Maria Fernanda Lay, hadir pula Wakil Parlemen Nasional Timor Leste, Maria Terezinha Viegas, Anggota Parlemen Nasional Timor Leste Maria Angelica Rangel, dan Sancha Margarida Tilman.
Kontributor Hatutan.com/Kompas.com