Hatutan.com, (08 Agustus 2023), Jakarta—Bergabungnya Timor Leste menjadi anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sudah menjadi prioritas Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmão.
Baca Juga : Xanana Berharap Pemimpin ASEAN Mencari Solusi Penyelesaian Konflik di Myanmar
“Sikap saya dan Perdana Menteri Xanana Gusmão bahwa secepatnya tahun 2025 Timor Leste sudah harus bisa menjadi anggota ASEAN sepenuhnya,” kata Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta saat menjawab wartawan di Jakarta, Senin (07/08/2023).
Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta. Foto/Istimewa
Terkait ketegasan Perdana Menteri Xanana Gusmão bahwa Timor Leste tidak akan bergabung dengan ASEAN jika pemimpin ASEAN tidak segera mencari solusi penyelesiaan atas konflik di Myanmar, Ramos-Horta mejelaskan, keanggotaan Timor Leste ke ASEAN adalah proses diplomasi yang masih terus berjalan dan Timor Leste sedang giatnya menjawab peta jalan keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.
Ramos-Horta mengatakan, salah satu kondisi nasional Timor-Leste yang sudah menjadi komitmen beberapa tahun terkahir ini adalah berupaya keras untuk Timor Leste bisa menjadi anggota ASEAN.
Untuk saat ini, jelas Ramos-Horta, Timor Leste sudah siap dan sudah diberikan status “observer” oleh ASEAN. Oleh karena itu, Horta juga sudah memberi tahu kepada Xanana bahwa bergabungnya Timor Leste menjadi anggota ASEAN pada tahun 2025.
“Mungkin di ASEAN terjadi sejumblah konflik di beberapa negara anggota ASEAN seperti konflik Myanmar dan tidak terlepas juga bahwa banyak konflik dan pelanggaran hak asasi manusia sedang terjadi di beberapa negara di belahan dunia,” ujarnya.
Ramos-Horta juga menambahkan banyak kekerasan dan tindak kriminal terjadi di belahan dunia dan ini tanggung jawab penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Timor Leste juga beberapa negara anggota ASEAN sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB terus melihat konflik-konflik tersebut yang hingga saat ini belum ada solusi penyelesaian.
“Walaupun banyak konflik sedang terjadi dan itu merupakan tanggung jawab PBB yang hingga saat ini belum ada solusi penyelesiaan tetapi tidak ada satupun negara anggota PBB yang menyatakan mundur dari keanggotaan PBB tapi tetap berjalan dan menatap kedepan,” ungkap Ramos-Horta seperti dilaporkan kontributor Hatutan.com dari Jakarta.
Sebelumnya, Rabu (03/08/2023), Tokoh perjuangan kemerdekaan Timor Leste selaku Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmão, berharap pemimpin negara-negara anggota ASEAN segera mencari solusi penyelesaian atas konflik di Myanmar.
“Sebagai Perdana Menteri Timor Leste, saya menyatakan Timor Leste belum bisa tergabung dalam ASEAN jika para pemimpin negara-negara anggota ASEAN belum punya kemampuan untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan di Myanmar,” ungkap Xanana Gusmão menjawab Hatutan.com di Istana Negara, Dili.
Xanana menegaskan Timor Leste sebagai negara demokrat sangat tidak menghendaki junta militer terjadi di negara-negara kawasan ASEAN.
Konflik internal di Myanmar (sumber: Wikipedia) mengacu pada serangkaian pemberontakan yang berlangsung sejak 1948 ketika negara ini bernama Burma merdeka dari Inggris. Konflik ini sebagian didasarkan kepada perlawanan antar etnis-etnis di Myanmar yang membentuk pasukan bersenjata mereka sendiri melawan angkatan bersenjata Myanmar, Tatmadaw, untuk memperjuangkan hak demokrasi mereka. Konflik ini telah digambarkan sebagai ‘Perang Saudara Terpanjang di Dunia’ karena telah berlangsung selama tujuh dekade. (*/Hatutan.com)