Hatutan.com, (14 September 2023), Díli- Presiden Timor-Leste, José Ramos-Horta meragukan laporan Global Hunger Index (GHI) 2022 yang memposisikan Timor-Leste sebagai salah satu negara di dunia mempunyai tingkat kelaparan yang cukup serius serta indeks kelaparan masyarakat Timor-Leste merupakan yang tertinggi nomor satu di Asia Tenggara.
Baca Juga: Indeks Kelaparan Global, Timor-Leste Terburuk Pertama di Asia Tenggara

Presiden Ramos-Horta membagikan makanan dengan kandungna gizi tinggi kepada anak-anak di Istana Negara, Dili, Timor-Leste. Foto/Dok. Istimewa
Seperti yang dilangsir dari globalhungerindex.org bahwa negara dengan indeks kelaparan tertinggi di Asia Tenggara pada 2022 adalah Timor-Leste, yaitu mencapai 30,6 poin atau masuk dalam level berat. Tercatat, Timor-Leste menempati peringkat ke-110 secara global.
Berdasarkan data Global Hunger Index (GHI), indeks kelaparan masyarakat Timor-Leste merupakan yang tertinggi nomor satu di Asia Tenggara pada 2022.
Indeks perhitungan GHI di bawah 9,9 poin menunjukkan kelaparan yang rendah, lalu diikuti 10-19,9 poin level moderat; 20-34,9 poin level berat; 35-49,9 poin level mengkhawatirkan; dan di atas 50 poin level sangat mengkhawatirkan.
Presiden Ramos-Horta mengatakan laporan GHI bisa benar dan bisa salah sebab tidak seiring dengan kenyataan hidup masyarakat Timor-Leste saat ini.
“Saya sering berbicara dengan para ahli bahwa jika ada laporan dari ONG dan organisasi internasiol tidak semuanya itu benar, karena saya juga seorang ahli, karena menurut pengamatan saya mungkin metodologi yang mereka pakai tidak koresponden dengan keadaan dan situasi di lapangan,” tandas Ramos-Horta saat menanggapi laporan GHI 2022, Kamis (14/09/2023).
Horta berargumentasi hasil index kelaparan globál yang ada sepertinya membandingkan Timor-Leste dengan negara ASEAN lain yang sudah lama merdeka dan telah memperoleh kemajuan di berbagai bidang kehidupan.
Dia mengatakan Timor-Leste baru merestorasikan kemerdekaannya pada 20 Mei 2002 dan masih terdapat banyak hal yang harus di benahi, tetapi masyarakat Timor-Leste semuanya hidup sehat dan mungkin ada beberapa kasus kelaparan yang terjadi dan itu hanyalah sebuah insiden.
“Sekali lagi saya katakan bahwa saya tidak setuju dengan hasil index kelaparan global atau GHI yang ada dan seperti apa yang kita lihat serta kita pelajari, Timor-Leste tidak ada kasus kelaparan, meskipun ada kasus-kasus kurang gizi atau gizi buruk,” tandas Ramos-Horta.
Horta menjelaskan kelapara artiya tidak punya makanan sementara kenyataannya adalah masyarakat Timor-Leste semuanya hidup penuh dengan makanan mungkin gizinya yang kurang sesuai kebutuhan hidup, itu mungkin bisa dimengerti.
Gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan anak terlalu rendah bila dibandingkan dengan tinggi badannya. Anak dengan gizi buruk atau severe wasting biasanya memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah sehingga berisiko terkena penyakit parah, bahkan meninggal.
Berdasarkan data WHO, ada sebanyak 13,6 juta anak yang mengalami gizi buruk. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun (balita).
Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 1996, José Ramos-Horta meminta pemerintah Timor-Leste untuk terus bekerja keras dalam lima tahun kedepan supaya mengatasi kasus-kasu gizi buruk secara nasional dan menjamin kehidupan masyakarat yang sejahtera.
Reporter: Vito Salvadór