Hatutan.com, (16 September 2023), Dili-Tiga orang pemuda Timor-Leste direncanakan akan berangkat ke Indonesia pada akhir September ini dalam rangka program beasiswa yang merupakan inisiasi dari Kementrian Pertanian Indonesia.
Baca juga: Horta Ragu Laporan GHI Terkait Timor-Leste Dengan Tingkat Kelaparan Serius
Ketiga pemuda Timor-Leste itu disaring malalui uji kemampuan yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili, Timor-Leste.

Foto bersama tiga pemuda Timor-Leste penerima beasiswa Kementrian Pertanian Indonesia, Sabdu (16/09/2023). Foto/Elio dos Santos da Costa
Ketiga mahasiswa Timor-Leste yang menerima beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia itu akan belajar mekanisasi pertanian selama tiga tahun di Politeknik Ejiniring Pertanian Indonesia (PEPI).
Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (disingkat PEPI) adalah pendidikan tinggi vokasi di bidang teknologi pertanian yang berada di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Kampus PEPI berada di kompleks Bumi Serpong Damai, Kabupaten Tangerang, Banten, sehinga juga disebut PEPI Serpong.
Dalam acara tes masuk kuliah kepada enam orang pemuda Timor-Leste calon penerima beasiswa pendidikan pertanian yang berlangsung di Pusat Budaya Indonesia, Dili, Sabtu (16/09/2023), Direktur Nasional Pelatihan Pertanian Kementrian Pertanian Timor-Leste, Hipólito da Costa, menjelaskan beasiswa tersebut diberikan oleh Kementrian Pertanian Indonesia untuk menfasilitasi mashasiswa Timor-Leste belajar bidang pertanian di Indonesia.
“Semua proses terkait beasiswa ini dilakukan KBRI Dili. Informasi yang saya peroleh bahwa ada enam orang calon penerima beasiswa kemudian disaring secara ketat akhirnya tiga orang yang dianggap layak atau berhak menerima beasiswa untuk belajar pertanian di PEPI,” ungkap Hipólito da Costa.
Menurutnya program beasiswa yang ditawarkan pemerintah Indonesia sangat bermanfaat untuk membantu Timor-Leste mempersiapkan suberdaya manusia di bidang pertanian.
Dalam kesempatan yang sama subkordinator Peserta Didik Pusat Pendidikan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Willie Samodralaga menyampaikan bahwa programa ini adalah bagian dari bagaimana pemerintah Indonesia meningkatkan kerjasama dengan pemerintah Timor-Leste khusunya dalam hal pengembangan sumberdaya manusia.

Sesi presentesi dan pengenalan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI). Foto/Elio dos Santos da Costa
Mengingat dunia sedang dilanda dampak perubahan iklim El Nino yang cukup ekstrim, pandemic Covid-19 dan kemudian perang Ukraina dan Russia, katanya, pemerintah Indonesia merintis program kerjasama antar negara sahabat untuk bagaimana mengatasi krisis pangan global secara bersama-sama khususnya dalam hal pendidikan, peningkatan kompetensi submerdaya manusia.
“Melalui mekanisasi pertanian ini kita akan mengajarkan tentang bagaimana menghadapi krisis pangan global ini, melalui peningkatan produktivitas khususnya di komunitas pangan. Kemudian bagaimana kita mengelolah dampak perubahan iklim itu bagi pertanian terlebih kebutuhan air karena bidang pertanian khususnya akan sangat bergantung pada ketersediaan air,” katanya.
Willie Samodralaga menjelaksan saat para penerima beasiswa dari Timor-Leste yang belajar di PEPI akan dibekali tata kelolah air yang efesien dan efektif dan kemudian pengunaan mekanisasi yang sangat berdampak pada peningkatan produktivitas di sektor pertanian.
“Melalui misi ini, kami berharap, nanti secara nasional pemerintah Indonesia bisa saling bersama-sama dengan negara sahabat mengatasi krisis pangan global ini. Mungkin itu sebagai misi dari Kementrian Pertanian Indonesia,” jelasnya.
Wakil Diretór Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Enrico Syaefullah menjelaskan secara komprehensif terkait beasiswa yang sepenuhnya ditangung pemerintah Indonesia kepada tiga orang pemuda Timor-Leste yang masing-masing nantinya akan masuk ke program studi mekanisasi pertanian, program sritata air, dan program sriteknologi hasil pertanian.
“Politeknik Enjiniring Pertanian itu, politeknik tiga tahun (D3) jadi nanti mereka selama tiga tahun akan belajar mekanisasi pertanian dengan jadwal 60% praktek dan 40% teori. Diharapkan, setelah nanti di sana akan kembalikan ke Timor-Leste, dan menjadi sumber daya yang tanguh,” ujar Enrico Syaefullah.
Indonesia Telah Beri 489 Beasiswa untuk Pelajar Timor–Leste
Sebelumnya, dalam pertemuan resmi antara Presiden Republik Indonesia, Jokowidodo (Jokowi) dengan mantan Perdana Menteri Timor-Leste, José Maria de Vasconcelos atau yang lebih dikenal Taur Matan Ruak di Istana Bogor, 14 Februari 2023, Jokowi mensinyalir bahwa Indonesia telah memberi 489 beasiswa untuk pelajar Timor-Leste selama dua tahun terakhir.
Beasiswa tersebut merupakan bagian dari kerja sama pembangunan sumber daya manusia antara Indonesia dan Timor Leste.
Jokowi juga memaparkan terdapat 258 kerja sama pembangunan antara kedua negara ini sejak 2006.
Indonesia dan Timor-Leste juga terus berkomitmen untuk bekerja sama di bidang pembangunan baik sumber daya manusia ataupun infrastruktur.
Reporter: Rogério Pereira Cárceres